'GESER HOAKS, JADI KREATOR CERDAS': MAN Insan Cendekia Kota Palu Kobarkan Revolusi 'Peserta didik Digital' di Momen Sumpah Pemuda


(Palu-Humas) Suasana khidmat menyelimuti halaman Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Kota Palu saat menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Selasa, 28 Oktober 2025. Dipimpin oleh Wakil Kepala Madrasah Bidang Keasramaan, Muhammad Darwis, S.Ag., M.Pd., upacara ini bukan sekadar mengenang sejarah, melainkan momentum untuk mendeklarasikan sumpah pemuda versi abad ke-21.

Dalam amanatnya yang kuat dan inspiratif, Ustadz Darwis menyoroti urgensi peran peserta didik sebagai agen perubahan di era disrupsi digital. Amanat tersebut secara tajam memetakan tiga pilar utama yang harus dikuasai oleh generasi muda madrasah.

Manifesto Peserta didik Digital yang Etis

Ustadz Darwis menegaskan bahwa teknologi adalah pedang bermata dua. Ia mendesak para peserta didik untuk menjadi "Peserta didik Digital" yang Etis. "Gunakan teknologi untuk menaklukkan dunia, bukan sebaliknya, ditaklukkan oleh media sosial yang remeh-temeh," ujarnya dengan lugas. Ia menyerukan agar peserta didik mengubah fokus dari sekadar konsumen menjadi produsen informasi yang bermanfaat. "Jadilah kreator konten yang mencerahkan, bukan sekadar penyebar berita hoaks." Pesan ini merupakan seruan tegas untuk menjaga integritas moral di tengah hiruk pikuk informasi digital.

Trilogi Kunci Gerbang Dunia

Menyadari tantangan global, Ustadz Darwis menekankan pentingnya penguasaan multibahasa sebagai modal utama. Sumpah Pemuda mengukuhkan Bahasa Indonesia sebagai janji persatuan, namun ia menambahkan dua bahasa penting lainnya. "Kuasai Multibahasa: Tidak hanya Bahasa Indonesia, tetapi juga Bahasa Arab sebagai gerbang ilmu agama, dan Bahasa Inggris sebagai kunci pergaulan dunia," jelasnya. Tujuannya jelas: mencetak warga global yang berakar pada lokalitas madrasah. Peserta didik dituntut untuk menjelajahi dunia tanpa kehilangan identitas keislaman dan keindonesiaan mereka.

Tumbuhkan Mental 'Besi Tempa'

Pada bagian penutup, Ustadz Darwis membangkitkan semangat juang dengan menyerukan tumbuhnya Mental Ghirah (Semangat Juang). Ia mengibaratkan mental peserta didik harus memiliki daya tahan layaknya besi tempa, yang tidak mudah rapuh oleh kegagalan, dan tidak mudah tumbang oleh cibiran. "Mental juara lahir dari kemauan untuk terus belajar dari kesalahan. Bergeraklah! Hentikan kebiasaan menunda," serunya.

Amanat tersebut ditutup dengan sebuah punchline yang menohok dan memotivasi: "Jangan biarkan potensi emas kalian hanya menjadi draft yang tidak pernah terkirim. Masa depan Indonesia bukan di gedung-gedung parlemen nanti, tapi di laboratorium, perpustakaan, dan masjid madrasah hari ini!"

Upacara peringatan ini sukses menjadi ajang penyuntikan semangat, mengubah makna Sumpah Pemuda menjadi janji konkret para peserta didik MAN IC Kota Palu untuk menjadi generasi unggul yang siap memimpin bangsa di kancah global.

humasmanickotapalu Kemenag Guru Siswa

Berita Terpopuler